Rabu, 10 April 2019

«إِذَا وُسِدَ الأَمْرُ إلى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ»

«إِذَا وُسِدَ الأَمْرُ إلى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ»
“Apabila suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya”
APABILA SATU PERKARA DI SERAHKAN KEPADA YANG BUKAN AHLINYA, MAKA TUNGGULAH KEHANCURANNYA
Asy Syaikh Muqbil bin Hadi al Wadi’i rahimahullah
Semenjak manusia meninggalkan ulama dan (meninggalkan) merujuk kepada para ulama, mereka menjatuhkan diri… mereka menjatuhkan dirinya… menjatuhkan dirinya… menjatuhkan dirinya…!!!
(وَإِذَا جَاءَهُمْ أَمْرٌ مِنَ الْأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ ۖ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَىٰ أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ ۗ ) [سورة النساء : 83]
” Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri).” [Qs. An-Nisaa: 83]
Ulil amri mereka adalah para ulama dan para penguasa yang berakal lagi saleh.
Qorun tatkala keluar menemui kaumnya dengan kemegahannya sepenuh dunia maka berkatalah ahlu dunia:
( يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ ‍۞ وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ لِمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا وَلَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الصَّابِرُونَ) [سورة القصص : 79-80]
“Duhai kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qorun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar. Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: “Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar”. [Qs. Al-Qoshosh: 79-80]
Para ulama mereka letakkan segala sesuatu pada tempat-tempatnya.
(وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ ۖ وَمَا يَعْقِلُهَا إِلَّا الْعَالِمُونَ) [سورة العنكبوت : 43]
” Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.” [Qs. Al-‘Ankabuut: 43]
(إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ) [سورة الروم : 22]
” Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.” [Qs. Ar-Ruum: 22]
(إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ ) [سورة فاطر : 28]
” Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” [Qs. Faathir: 28]
( يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ ) [سورة المجادلة : 11]
” Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” [Qs. Al-Mujaadilah: 11]
Apakah orang-orang revolusioner yang akan diangkat beberapa derajat?! Orang-orang revolusioner adalah orang-orang yang membuat huru-hara. Alloh akan mengangkat para ulama beberapa derajat.
Benar wahai saudaraku fillah; hadits Abu Huroiroh di dalam Shohih Bukhori dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam (disebutkan): bahwa beliau pernah ditanya: kapan hari kiamat? Maka Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya:
«إِذَا وُسِدَ الأَمْرُ إلى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ»
“Apabila suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya”.
Iya benar, apabila suatu perkara diserahkan kepada bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya.

#biaza mawon

Selasa, 09 April 2019

sk kadin


YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM
AL HUDA
DESA RENGASPENDAWA – LARANGAN – BREBES
Alamat : Jl masjid jami al-ishlah rt 11/02 Rengaspendawa Desa Rengaspendawa Kec. Larangan Kab. Brebes
SURAT KEPUTUSAN
Nomor :  003 /SK/KM.YPI/IV/2016

Tentang
PENGANGKATAN KEPALA MADRASAH NURUL HUDA
Periode 2016 s.d 2020
Pimpinan Yayasan Alhuda Rengaspendawa :

Menimbang         : a.   Bahwa untuk memenuhi kebutuhan tenaga kepala madrasah dan sekaligus meningkatkan mutu pendidikan di lingkungan Madrasah Diniyyah Nurul Huda.
                              b.   Bahwa pada hal tersebut di atas perlu dibuat surat keputusan pimpinan Madrasah Diniyyah Nurul Huda.
                              c.   Bahwa yang namanya tercantum dalam surat keputusan ini dianggap memenuhi syarat untuk dianggap sebagai guru dilingkungan Yayasan Alhuda.
Mengingat           : a.   Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga  Madrasah Diniyyah Nurul Huda.
MEMUTUSKAN
Menetapkan        :
Pertama               : Nama                                       : H. FATIHIN
                              Tempat, Tanggal Lahir            : Brebes, 24-03-1970
                              Jenis Kelamin                          : Laki-laki
                              Pendidikan                              : SLTA
                           Alamat                                    : Rengaspendawa Rt 07/03 Kec. Larangan Kab. Brebes
Kedua                 :        Terhitung mulai tanggal penetapan ini yang bersangkutan diberi tugas sebagai Kepala Madrasah Diniyyah Nurul Huda Rengaspendawa Kec. Larangan Kab. Brebes
Ketiga                 :        Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Keempat             :        ASLI SURAT KEPUTUSAN INI DISAMPAIKAN KEPADA :
                                    yang bersangkutan untuk dan yang berkepentingan diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di     : Larangan
Tanggal              : 23 April 2016
Ketua Yayasan


AHMAD FAUZI, S.Ag

Senin, 25 Maret 2019

KISAH HATIM AL ASHOM DAN GURUNYA SYAQIQ AL BALKHY

KISAH HATIM AL ASHOM DAN GURUNYA SYAQIQ AL BALKHY
Dalam ihya' ulumuddin kitabul ilm diterangkan :
 
روي عن حاتم الأصم، تلميذ شقيق البلخي رضي الله عنهما أنه قال له شقيق: "مُنْذُ كَمْ صحبتَنِي؟"،
 
قال حاتم: "منذُ ثلاثٍ وثلاثين سنةً"، قال: "فَمَا تَعَلَّمْتَ مِنِّي في هذه المدة؟"، قال: "ثَماني مَسَائِلَ"، قال شقيق له: "إنا لله وإنا إليه راجعون، ذَهَبَ عُمْرِي مَعَكَ ولَم تَتَعَلَّمْ إِلاَّ ثَمَانِيَ مَسَائِلَ؟!"، قال: "يا أستاذُ، لَمْ أَتَعَلَّمْ غَيْرَهَا. وَإِنِّي لاَ أُحِبُّ أَنْ أَكْذِبَ"، فقال: "هَاتِ هَذِهِ الثَّمَانِي مسائلَ حَتَّى أَسْمَعَهَا"، قال حاتم: "نظرتُ إلى هذا الخلقِ فَرَأَيْتُ كُلَّ وَاحِدٍ يُحِبُّ مَحْبُوْبًا، فَهُوَ مَعَ مَحْبُوْبِهِ إِلَى القَبْرِ. فَإِذَا وَصَلَ إِلَى القَبْرِ فَارَقَهُ. فَجَعَلْتُ الحَسَنَاتِ مَحْبُوْبِي. فَإِذَا دَخَلْتُ القَبْرَ دَخَلَ مَحْبُوبي مَعِي"، فَقَالَ: "أَحْسَنْتَ يَا حَاتِمُ، فَمَا الثَّانِيَةُ؟"
 
فقال: "نظرتُ فِي قول الله عز وجل: "وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الهَوَى فَإِنَّ الجَنَّةَ هِيَ المَأْوَى"، فَعَلِمْتُ أَنَّ قولَه سبحانه وتعالى هُوَ الحَقُّ، فَأَجْهَدْتُ نَفْسِي فِي دَفْعِ الهَوَى حَتَّى اسْتَقَرْتُ على طاعةِ اللهِ تعالى؛
 
الثالثةُ أني نظرتُ إلى هذا الخلقِ فرأيتُ كلّ ممن معه شيءٌ له قيمةٌ ومقدارٌ رَفَعَه وَحَفِظَهُ، ثم نظرتُ إلى قول الله عز وجل: "مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللهِ بَاقٍ". فَكلما وقع معي شيءٌ له قيمةٌ ومقدارٌ وَجَّهْتُهُ إلى الله لِيَبْقَى عِنْدَه محفوظا؛
 
الرابعة أني نظرت إلى هذا الخلق فرأيت كلَّ واحدٍ منهم يرجِعُ إلى المالِ، وإلى الحسب، والشرف، والنسب، فنظرتُ فيها فإذا هي لا شيءَ، ثم نظرتُ إلى قول الله تعالى: "إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ"، فعملتُ فِي التَّقْوَى حتى أكونَ عند الله كريما؛
 
الخامسة أني نظرتُ إلى هذا الخلق، وهم يَطْعُن بعضُهم في بعضٍ ويُلْعِن بعضُهم بعضا. وأصلُ هذا كله الحسدُ، ثم نظرتُ إلى قول الله عز وجل: "نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيْشَتَهُمْ فِي الحَيَاةِ الدُّنْيَا"، فتركتُ الحسدَ وَاجْتَنَبْتُ الخلقَ وَعَلِمْتُ أَنَّ القسمةَ مِن عِنْدِ اللهِ سبحانه وتعالى، فَتَرَكْتُ عَدَاوَةَ الخلقِ عَنِّي؛
 
السادسة نظرتُ إلى هذا الخلقِ يَبْغِي بَعْضُهم على بعضٍ وَيُقَاتِل بعضُهم بعضا، فرجعتُ إلى قول الله عز وجل: "إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوْهُ عَدُوًّا"، فعاديتُه وحدَه وَاجْتَهَدْتُ فِي أَخذ حذري منه لأن اللهَ تعالى شهِد عليه أَنَّهُ عَدُوٌّ لِي، فَتَرَكْتُ عَدَاوَةَ الخَلْقِ غَيْرَهُ؛
 
السابعة نظرتُ إلى هذا الخلقِ فَرَأَيْتُ كلَّ واحدٍ منهم يطلب هذه الكسرةَ فَيذِلُّ فِيها نفسه ويدخل فيما لا يَحِلُّ له، ثم نظرتُ إلى قوله تعالى: "وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللهِ رِزْقُهَا"، فَعَلِمْتُ أني واحدٌ من هذه الدوابِ الَّتِي على الله رزقُها، فاشتغلتُ بما لله تعالى عليَّ وَتَرَكْتُ ما لي عنده؛
الثامنة نظرت إلى هذا الخلق فرأيتُهم كلَّهم مُتَوَكِّلِينَ على مخلوقٍ: هذا على ضَيْعَته، وهذا على تِجَارتِه، وهذا على صِنَاعته، وهذا على صحة بَدَنِه. وكل مخلوق متوكل على مخلوقٍ مثلَه. فرجعت إلى قوله تعالى: "وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ"، فتوكلتُ على الله عز وجل فهو حسبي.قال شقيق: "يا حاتم، وفقك الله تعالى…"
 Terjemah :
Syeikh Syaqiq al-Balkhi bertanya kepada muridnya, Hatim al-Asham:
“Berapa lama kamu nyantri kepadaku?”Hatim menjawab: “Sudah sejak 33 tahun…”Syaqiq bertanya lagi: “Apa yang kamu pelajari dariku selama itu?”Hatim menjawab: “Ada delapan perkara…”Syaqiq berkata: “Inna lillahi wa inna ilayhi raji’un. Aku habiskan umurku bersamamu selama itu, dan kamu tidak belajar kecuali delapan perkara?!”Hatim menjawab: “Guru, aku tidak belajar selainnya. Sungguh aku tidak bohong…”Syaqiq kemudian berkata lagi: “Coba jelaskan kepadaku apa yang sudah kamu pelajari…”Hatim menjawab:
Pertama, saya memperhatikan manusia, dan saya lihat masing-masing mereka menyukai kekasihnya hingga ke kuburannya. Tapi ketika dia sudah sampai di kuburnya, kekasihnya justru berpaling darinya… Maka saya kemudian menjadikan amal kebaikan sebagai kekasih saya, yang apabila saya meninggal dan masuk ke liang kubur, dia akan ikut bersama saya…Syaqiq berkata: “Pinter kamu Hatim. Sekarang apa yang kedua?”
Kedua, saya memperhatikan firman Allah Ta’ala
:وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الهَوَى فَإِنَّ الجَنَّةَ هِيَ المَأْوَى
(Dan adapun orang yang takut pada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).) [Surat an-Nazi’at (79): 40-41]Maka saya ketahui bahwa firman Allah-lah yang benar. Karena itu saya meneguhkan diri saya dalam menolak hawa nafsu, hingga saya mampu menetapi ketaatan kepada Allah Ta’ala.
Ketiga, saya memperhatikan manusia, dan saya amati masing-masing memiliki sesuatu yang berharga, yang dia menjaganya agar barang tersebut tidak hilang. Kemudian saya membaca firman Allah Ta’ala 
:مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللهِ بَاقٍ
(Apa yang ada di sisimu akan lenyap dan apa yang ada di sisi Allah kekal) [Surat an-Nahl (16): 96]Dari situ, apabila saya memiliki sesuatu yang berharga, maka segera saja saya serahkan kepada Allah, agar milikku terjaga bersamaNya tidak hilang.
Keempat, saya memperhatikan manusia dan saya ketahui masing-masing mereka membanggakan harta, kemuliaan leluhur, pangkat dan nasabnya. Kemudian saya membaca firman Allah Ta’ala  :إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ
(Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa di antara kalian) [Surat al-Hujurat (49): 13]Maka saya takwa, hingga menjadikan saya mulia di sisi Allah Ta’ala.
Kelima, saya memperhatikan manusia, dan (saya tahu) mereka mencela dan mencaci antara satu dengan yang lainnya. Saya tahu masalah utamanya di sini adalah sifat iri hati. Maka saya kemudian membaca firman Allah Ta’ala
:نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيْشَتَهُمْ فِي الحَيَاةِ
 الدُّنْيَا
(Kami telah menentukan pembagian nafkah hidup di antara mereka dalam kehidupan dunia) [Surat az-Zukhruf (43): 32]Maka saya kemudian menanggalkan sifat iri hati dan menghindar dari manusia, karena saya tahu bahwa pembagian rizki itu benar-benar dari Allah Ta’ala, yang menjadikanku tidak patut memusuhi dan iri kepada orang lain.
Keenam, saya memperhatikan manusia, yang mereka saling menganiaya dan memerangi antara satu dengan yang lainnya. Kemudian saya melihat firman Allah Ta’ala
:إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوْهُ عَدُوًّا
(Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagi kalian, maka anggaplah ia musuh (kalian).) [Surat Fatir (35): 6]Maka kemudian saya menghindar dari memusuhi orang lain, dan sebaliknya saya berusaha fokus dan penuh waspada dalam menghadapi permusuhan syaitan.
Ketujuh, saya memperhatikan manusia, maka saya lihat masing-masing menghinakan diri mereka sendiri dalam mencari rizki. Bahkan ada di antara mereka yang berani menerjang hal-hal yang tidak halal. Saya kemudian melihat kepada firman Allah Ta’ala :وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللهِ رِزْقُهَا
(Dan tidak ada satu binatang melata pun di bumi ini melainkan Allah-lah yang menanggung rizkinya) [Surat Hud (11): 6]Saya kemudian menyadari bahwa saya adalah salah satu dari binatang yang Allah telah menanggung rizkinya. Maka saya kemudian menyibukkan dengan apa yang telah Allah anugerahkan kepadaku, dan sebaliknya saya meninggalkan apa-apa yang tidak dibagikan kepadaku.
Kedelapan, saya memperhatikan manusia, dan saya lihat masing-masing mereka menyerahkan diri kepada makhluk lain seumpamanya: sebagian karena sawah ladangnya, sebagian karena perniagaannya, sebagian karena hasil karya produksinya, dan sebagian lain karena kesehatan badannya. Maka saya melihat kepada firman Allah Ta’ala  :وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ (Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah niscaya Ia akan mencukupi (keperluan)-nya.) [Surat al-Thalaq (65): 3]Maka saya kemudian menyerahkan diri dan mempercayakan semuanya kepada Allah Ta’ala, karena Dia akan mencukupi segala keperluanku..
Wallohu a'lam..

Jumat, 22 Maret 2019

Senin, 21 Januari 2019

Namanya juga laki-laki

Tidak seindah itu fergusooo!

Namanya juga laki-laki, pasti sekali dua kali pernah melirik wanita lain, dan hal demikian emang udah tabiat para adam, tak hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia.
Ngomongin soal lirik melirik wanita lain, dalam konteks tertentu kadang disebut dengan poligami, poligami hingga sekarang emang memancing perdebatan, tak cuma soal budaya tapi juga agama.
Agama tertentu memperbolehkan poligami, asalkan adil, namun di agama lainnya, poligami sangat dilarang. 
Kendati demikian, poligami masih tergolong tabu, tapi baru-baru ini jagat maya dihebohkan dengan beredarnya sebuah foto yang konon berisi kebijakan beristri banyak serupa di Tunisia. Gilanya lagi kebijakan itu diklaim dikeluarkan oleh presiden, isinya sebagai berikut,
  1. Setiap laki-laki wajib menikah minimal dua kali atau lebih.
  2. Negara Tunisia menanggung biaya pernikahan kedua.
  3. Biaya hidup istri ke-2, 3, dan 4 ditanggung negara
  4. Laki-laki yang menolak keputusan ini dikenakan hukum penjara minimal 2 tahun.
  5. Wanita yang berusaha melarang suaminya menikah lagi dikenakan hukuman penjara minimal 1 tahun.
Melihat hal semacam ini, sangat tak heran kalau postingan ini memicu perdebatan di dunia maya, buat yang pro kebijakan semacam ini adalah surga, dan tak sedikit warganet yang menyeletuk pengen pindah ke Tunisia, soalnya ya boleh beristri banyak, apalagi istrinya ditanggung pemerintah. Enak banget kan, tinggal nikah, ihik-ihik, nikah lagi, ihik-ihik lagi, dan biarkan semuanya ditanggung pemerintah, 
Apa benar demikian?
Sepertinya poligami yang dingin-inginkan ternyata fatamorgana belaka, bahkan bisa diindikasikan postingan tersebut hoax, kok bisa?
Kalau mau lihat spion kebelakang bentar, kebijakan poligami di Tunisia sebenarnya sudah dihapus sejak tahun 1956. Gara-gara hal inilah, Tunisia didaulat sebagai negara Arab pertama yang menghapuskan poligami dari konstitusi negara atas perintah Presiden pertama Tunisia, Habib Bourguiba.
Tak tanggung-tanggung, kebijakan itu juga didasari oleh mazhab Maliki dan Hanafi. Meski awalnya tidak mudah mengimplementasikannya, karena terdapat perbedaan dengan ketetapan hukum klasik.
ilustrasi via google images
Trus soal sanksi buat si pelanggar?
Dilansir Okezone, pemerintah setempat bahkan tak segan-segan menghukum mereka yang kedapatan melakukan poligami, seperti hukuman satu tahun penjara, atau denda sekitar 240 Dinar Tunisia (Rp1,5 juta).
Nah buat mereka yang sebelum kebijakan tersebut sudah berpoligami, pemerintah mewajibkan si suami memberikan uang bulanan kepada istri dan anaknya sekitar 1500 Dinar Tunisia (Rp8 juta) setiap bulan, hingga ia meninggal dunia.
Akhir kata,
Terlepas dari kabar tersebut, sebenarnya semenjak dunia Arab bangkit atau istilahnya Arab Spring, yang menjadi fokus utama negara-negara timur tengah adalah kesetaraan gender, terutama menyangkut hak dan peran perempuan di berbagai bidang, mulai dari politik, ekonomi dsb.
Jadi buat teman-teman semua, terutama buat pegiat poligami, berhati-hatilah membaca informasi, kalau bisa cek terlebih dahulu sumber dan kebenarannya, agar tidak salah menafsirkannya.
Baca juga :